Program Sekolah
I. Program Kelas Reguler
- Pembelajaran Tematik, plus muatan tambahan, Bahasa Inggris, BTQ, Bahasa Sunda, E-Learning (kelas 2,3,4,5)
- Lancar membaca Al-Qur’an
- Lancar bacaan dan gerakan shalat
- Siswa 75% tahfidz Juz Amma
II. Program Unggulan
I. Program Kelas Tahfidz
Kelas Tahfidz merupakan salah satu program sekolah dengan tujuan sebagai berikut:
- Tujuan Afektif
- Aqidah dan akhlaq yang kuat
- Berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan usianya berdasarkan aqidah dan akhlaq Islam dalam menerima, menanggapi, menilai dan mengelola sebuah informasi ataupun hal yang baru
- Tujuan Kognitif
- Tahfidz 4- 5 Juz Al-qur’an
- Mempunyai wawasan yang luas dan berkualitas terhadap PENGETAHUAN KEISLAMAN baik dalam peribadatan, hukum dan hubungan sosial (muamalah)
- Psikomotor
- Terampil dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan terampil dalam menjauhi larangan-Nya
- Terampil dalam melaksanakan peribadatan , hukum dan muamalah berdasarkan asas Islam
- Terampil mendemonstrasikan hafalan Al-qur’an
- Terampil dalam bacaan dan gerakan shalat
- Terampil dalam membaca Al-qur’an
- Dapat berkomunikasi dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris secara sederhana
- Struktur Kurikulum Kelas Tahfidz
Struktur Kurikulum Program kelas tahfidz meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Dengan adanya pengembangan kurikulum dalam bidang pelajaran keagamaan. Berikut struktur kurikulum Kelas Tahfidz SD Laboratorium-Percontohan UPI:
STRUKTUR KEAGAMAAN TAHUN 2020-2021 |
|||||||
No. |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas |
|||||
|
KELOMPOK A |
I |
II |
III |
IV |
V |
VI |
1 |
Quran Hadits |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
Aqidah Akhlak |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
Fiqih |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
4 |
Sejarah Islam |
|
|
2 |
2 |
2 |
2 |
5 |
Tematik |
18 |
18 |
18 |
18 |
18 |
18 |
6 |
PJOK |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
KELOMPOK B |
|
|
|
|
|
|
7 |
Bahasa Arab |
|
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
8 |
SILAT |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
9 |
SENI MUSIK |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
10 |
SENI TARI |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
11 |
BAHASA INGGRIS |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
12 |
BAHASA SUNDA |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
13 |
Tahfidz |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
14 |
Pembiasaan Bahasa Arab |
|
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
15 |
Pembiasaan Bahasa Inggris |
|
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
16 |
Bahtsul Kutub Kepesantrenan |
|
|
|
2 |
2 |
2 |
Jumlah |
33 |
39 |
41 |
43 |
43 |
43 |
- Pembelajaran Di Kelas Tahfidz
Adapun proses belajar mengajar di kelas tahfidz adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran berlangsung selama 5 hari dalam satu minggu dengan jadwal sebagai berikut:
Kelas 1 D (Tahfidz) |
|||||||
No |
Waktu |
Senin |
Selasa |
Rabu |
Kamis |
Jumat |
|
1 |
07.00-07.20 |
Upacara |
Dhuha |
Dhuha |
Dhuha |
Senam |
|
2 |
07.20-07.55 |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
||
3 |
07.55-08.30 |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
Tilawah & tahfidz |
|
4 |
08.30-08.45 |
Istirahat |
|||||
5 |
08.45-09.20 |
Fiqih ibadah |
Tematik |
Bahasa sunda |
Tematik |
Mh |
|
6 |
09.20-09.55 |
Fiqih ibadah |
Hadist
|
Bahasa sunda |
Pjok |
Tematik |
|
7 |
09.55-10.30 |
Tematik |
Hadist |
Tematik |
Pjok |
Tematik |
|
8 |
10.30-10.45 |
Istirahat |
|||||
9 |
10.45-11.20 |
Tematik |
Akidah akhlak |
Tematik |
Tematik |
Tematik |
|
10 |
11.20-11.55 |
Tematik |
Akidah akhlak |
Tematik |
Tari/ silat |
|
|
11 |
11.55-12.35 |
Istirahat |
|
||||
12 |
12.35-13.10 |
Tematik |
Tematik |
Tematik |
Tari/ silat |
|
|
13 |
13.10-13.45 |
Tematik |
Tematik |
B. Inggris |
Tematik |
Bahasa arab |
|
14 |
13.45-14.20 |
Pengayaan |
Pengayaan |
B. Inggris |
Pengayaan |
Bahasa arab |
|
B. Program Kelas Bilingual
- Latar Belakang Apa itu program dwibahasa?
- Program dwibahasa merupakan serangkaian kegiatan di sekolah yang terstruktur di mana pembelajaran disajikan dalam dua bahasa, yakni bahasa ibu (Indonesia) dan bahasa asing (Inggris)
- Pembelajaran disini harus dimaknai secara luas, yang meliputi bukan hanya pengajaran di kelas tapi juga mencakup iklim belajar yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Iklim di sini meliputi komponen:
- Man (pimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, orang tua, dan lembaga penyedia layanan bahasa)
- Material (sarana prasarana termasuk kelas, laboratorium, modul)
- Money (anggaran program)
- Method (kurikulum)
- Mengapa program dwibahasa penting dan mendesak?
- Persaingan global dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi mensyaratkan kemampuan penguasaan bahasa global yakni bahasa Inggris yakni sebagai alat komunikasi global dan kunci untuk membuka ilmu pengetahuan dan informasi dari luar.
- Sekolah laboratorium percontohan UPI memili posisi strategis:
- Sekolah UPI: berada di bawah naungan Universitas Pendidikan Indonesia yang merupakan salah satu instituti pendidikan yang pelopor dan unggul terutama dalam bidang kependidikan.
- Laboratorium: berfungsi sebagai ikubator yakni tempat menciptakan, mengembangkan dan mengujikan produk-produk inovasi pendidikan.
- Percontohan: berperan sebagai tempat pemodelan di mana praktik dan model pembelajaran unggul diterapkan.
- Program dwibahasa menjadi salah satu program unggulan untuk mencetak lulusan yang bukan hanya kokoh dalam keilmuannya tapi juga fasih dalam berbahasa Inggris, sehingga memiliki kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di luar negri.
- Ajuan Model
- Apa itu?
- Model dwibahasa yang diterapkan di sekolah-sekolah di lingkungan UPI merupakan model dengan tiga karakteristik utama dengan akronim SIP:
- Selaras, tetap mengacu pada kurikulum nasional;
- Intensif, pengayaan dan penguatan bahasa Inggris cukup dominan;
- Progresif, keluaran (output) dari satu tingkat menjadi masukan (input) bagi tingkat berikutnya.
- Model bersifat selaras karena acuan utama kurikulumnya adalah kurikulum nasional sesuai dengan mandat pemerintah. Kerangka filosofis, pendekatan sampai dengan buku ajar dipastikan berkesesuaian dengan tuntutan kurikulum nasional.
- Model bersifat intensif karena bahasa Inggris tidak dijadikan sekedar muatan lokal atau pelajaran suplemen, melainkan menjadi bahasa pendamping dalam pembelajaran keseharian di sekolah. Sehingga, penggunaannya dan program pengayaan yang diberikan akan intensif.
- Model bersifat progresif karena program yang ditawarkan berkesinambungan di mana pendekatan, materi dan aktivitas pembelajaran didisain secara berjenjang dari level terendah (TK) sampai tertinggi (SMA). Di samping itu, keluaran dari satu level dapat menjadi masukan untuk level berikutnya. Artinya, lulusan program dwibahasa SD akan menjadi input program dwibahasa di SMP. Begitu pun seterusnya.
- Bibit
- Bibit di sini adalah input bagi program dwibahasa yang faktor awal penentu keberhasilan program. Ketika bibitnya unggul, buah yang akan dipetik pun kemungkinan besar berkualitas.
- Persyaratan mengikuti program dwibahasa:
Jenjang |
Persyaratan Minimal Kemampuan Bahasa |
Persyaratan Lainnya |
TK |
Kemampuan bahasa ibu (Indonesia) yang fasih |
Tes potensi akademik |
SD |
Kemampuan bahasa Inggris dasar (CEFR A1) |
Kemampuan matematika (dan sains) Tes potensi akademik |
SMP |
Kemampuan bahasa Inggris CEFR (CEFR A2) |
Kemampuan matematika (dan sains) Tes potensi akademik |
SMA |
Kemampuan bahasa Inggris CEFR (CEFR B1) |
Kemampuan matematika (dan sains) Tes potensi akademik |
Tanah
- Tanah di sini merujuk pada lingkungan yang kondusif untuk pencapaian tujuan program yang meliputi komponen guru, tenaga kependidikan dan komponen penunjang lainnya.
- Untuk menunjang lingkungan yang kondusif untuk kelancaran program dwibahasa, akan dilaksanakan:
- Pelatihan peningkatan kemampuan bahasa Inggris untuk guru dan tenaga kependidikan. Untuk sementara, pelatihan akan disatukan dulu bagi kedua unsur tersebut. Nantinya, pelatihan akan dibagi dua, di mana pelatihan guru lebih difokuskan pada penguatan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran dalam bahasa Inggris, sementara pelatihan bagi tenaga kependidikan lebih berfokus pada pembekalan bahasa Inggris fungsional untuk keperluan komunikasi keseharian di sekolah.
- Pemberlakukan English Time pada slot jam pelajaran pertama di hari Selasa – Kamis, di mana semua unsur sekolah mulai dari kepala sekolah sampai dengan petugas K3 diharapkan menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk menciptakan iklim.
- Tanda-tanda/petunjuk, pengumuman, dan alat pendukung lainnya diharapkan menggunakan dua bahasa: bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
- Air
- Air di sini merujuk pada unsur wajib yang akan memastikan keberlangsungan dan keberhasilan program dwibahasa yakni penggunaan bahasa Inggris dalam pembelajaran mata pelajaran lain yakni matematika dan IPA (MIPA).
- Bahasa Inggris bukan satu-satunya bahasa pengantar selama pembelajaran, melainkan sebagai bahasa pendamping. Porsi penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris anak, tetapi harus mengikuti pola berikut:
Jenjang |
Pola |
Penjelasan |
TK |
Indonesia – Inggris – Indonesia |
Bagian awal pembelajaran atau apersepsi dan penjelasan konsep disajikan dalam bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan diskusi atau perluasan konsep dalam bahasa Inggris. Pembelajaran diakhiri dengan ringkasan dan evaluasi dalam bahasa Indonesia untuk memastikan pemahaman konsep. |
SD |
Indonesia – Inggris |
Bagian awal pembelajaran atau apersepsi dan penjelasan konsep disajikan dalam bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan diskusi atau perluasan konsep dalam bahasa Inggris. Ringkasan dan evaluasi pun disajikan dalam bahasa Inggris. |
SMP |
Inggris – Indonesia – Inggris |
Bagian awal pembelajaran atau apersepsi dan penjelasan konsep disajikan dalam bahasa Inggris, kemudian dilanjutkan dengan diskusi atau perluasan konsep dalam bahasa Indonesia. Pembelajaran diakhiri dengan ringkasan dan evaluasi dalam bahasa Inggris. |
SMA |
Inggris – Indonesia |
Bagian awal pembelajaran atau apersepsi dan penjelasan konsep disajikan dalam bahasa Inggris, begitu pun dengan diskusi atau perluasan konsep dalam bahasa Inggris. Ringkasan dan evaluasi baru disajikan dalam bahasa Indonesia. |
- Untuk menunjang pembelajaran dwibahasa dalam mata pelajaran MIPA, perlu disiapkan modul MIPA berbahasa Inggris yang secara isi/muatan selaras dengan muatan yang dipersyaratkan dalam kurikulum nasional. Modul ini nanti akan ditulis oleh tim khusus yang dibentuk oleh BPS Laboratorium Percontohan UPI. Untuk sementara, buku ajar yang ditawarkan penerbit ternama semisal Cambridge dapat dijadikan acuan materi pembelajaran.
- Pupuk
- Pupuk di sini merujuk pada unsur penunjang yang akan membantu keberhasilan program dwibahasa yakni penggunaan dan penguatan bahasa Inggris di kelas.
- English Enrichment Program, berupa pengayaan kemampuan bahasa yang disediakan oleh Balai Bahasa UPI sebagai lembaga penyedia layanan pelatihan bahasa. EEP ini diberikan di slot jam pelajaran pertama di hari Selasa, Rabu dan Kamis. Sehingga, terdapat pembiasaan penggunaan bahasa Inggris di kelas di jam awal yang bersinergis dengan English Time. Jam awal dirasa pas karena anak-anak dipandang sangat siap secara fisik dan psikis untuk menerima input.
- Mata Pelajaran Bahasa Inggris seperti yang diperoleh oleh siswa program reguler akan tetap diberikan kepada siswa program dwibahasa untuk memperkuat kemampuan bahasa Inggris anak. Perbedaannya dengan program reguler, penggunaan bahasa Inggris dalam pelajaran bahasa Inggris di program dwibahasa diharapkan tidak dicampur dengan bahasa Indonesia.
- Language Ambassador merupakan peserta didik yang dipilih oleh guru untuk menjadi “duta bahasa Inggris” di mana dia harus berusaha menggunakan bahasa Inggris bukan hanya selama pembelajaran bahasa Inggris berlangsung, melainkan juga dalam pembelajaran pelajaran lainnya, atau bahkan di luar konteks pembelajaran. Duta bahasa ditunjuk berdasarkan penilaian guru atas kemampuan bahasa Inggris anak. Tentunya, jumlah duta akan bertambah seiring dengan meningkatkan jumlah siswa yang kemampuan bahasa Inggrisnya semakin mahir. Duta bahasa dapat ditandai dengan sebuah pin untuk memberikan pengakuan dan penghargaan kepada anak sekaligus memicu dan mendorong siswa lain untuk mendapatkannya.
- Matahari
- Matahari di sini merujuk pada unsur penunjang lainnya yang menopang keberadaan dan keberlangsungan program dwibahasa. Laiknya matahari yang sifatnya memancarkan cahaya, program dwibahasa juga harus menunjukkan pancaran keunggulan atau prestasi capaian siswa kepada masyarakat
- English day, satu hari di mana anak didik program dwibahasa mempertunjukkan kebolehannya dalam berbahasa Inggris dalam bentuk pertunjukkan, pementasan, festival budaya, talkshow dengan bule, dan acara lainnya. Acara ini mengundang orang tua siswa dan dapat diupayakan untuk diliput oleh media massa.
- Homestay program, di mana anak didik terutama program dwibahasa merasakan pengalaman hidup berbarengan dengan masyarakat bahasa Inggris (negara berbahasa Inggris). Program dikenalkan di awal misalnya kelas 1, kelas 7, kelas 10, dan program ditawarkan di kelas akhir.
- Akun sosmed misalnya IG dan Youtube untuk menampilkan proses-proses pembelajaran dwibahasa dan menampilkan kemampuan/pencapaian anak bilingual dengan menggunakan tagar #bilinguallabschoolupi
- Program-program lain yang mempertunjukkan kebolehan atau keunggulan program dwibahasa, baik yang dilaksanakan oleh sekolah masing-masing maupun secara bersamaan dalam satu naungan sekolah laboratorium percontohan UPI.
- Evaluasi
- Keberlangsungan dan ketercapaian tujuan program akan secara berkala dimonitor dengan berbagai instrumen. Pengukuran keberhasilan akan dilakukan paling tidak di tengah semester dan di akhir semester.
- Evaluasi pengayaan bahasa Inggris akan dilakukan oleh Balai Bahasa UPI, dan laporannya akan diserahkan kepada sekolah.
- Evaluasi pembelajaran dwibahasa dalam mata pelajaran MIPA akan dievaluasi dalam instrumen yang terpisah dengan instrumen tes berbahasa Indonesia.
- Untuk mengukur respons atau persepsi siswa, orang tua dan masyarakat lainnya, akan dilakukan survey kepuasan yang nantinya dapat berfungsi sebagai alat menampung masukan.
- Bentuk laporan pencapaian anak dalam program dwibahasa akan disajikan dalam laporan terpisah dari lembar laporan pencapaian siswa.